Tesla Menanggapi Panggilan Data Keselamatan dengan Laporan Terperinci

19

Tesla telah merilis laporan data keselamatan terlengkap hingga saat ini, menanggapi seruan baru-baru ini untuk transparansi yang lebih besar dalam industri kendaraan otonom. Langkah ini dilakukan beberapa minggu setelah Tekedra Mawakana, salah satu CEO Waymo, secara terbuka menantang perusahaan untuk membagikan metrik kinerja armada terperinci di TechCrunch Disrupt.

Laporan baru, yang dipublikasikan di situs web Tesla, mengklaim bahwa pengemudi yang menggunakan perangkat lunak Full Self-Driving (Supervised) milik perusahaan mengalami tabrakan yang jauh lebih sedikit dibandingkan rata-rata nasional. Menurut data Tesla, pengemudi menempuh jarak sekitar 2,9 juta mil antara tabrakan besar dan 986,000 mil antara tabrakan kecil. Sebagai perbandingan, statistik Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) menunjukkan pengemudi mengalami tabrakan besar setiap 505.000 mil dan tabrakan kecil setiap 178.000 mil.

Temuan Penting:

  • Tabrakan Besar: Pengguna Tesla FSD mengalami tabrakan besar setelah berkendara sejauh 2,9 juta mil, dibandingkan 505.000 mil untuk semua pengemudi.
  • Tabrakan Kecil: Pengguna Tesla FSD menempuh jarak 986.000 mil di antara tabrakan kecil, dibandingkan dengan 178.000 mil untuk semua pengemudi.
  • Transparansi Data: Tesla kini mendefinisikan metrik tabrakannya berdasarkan Standar Keamanan Kendaraan Bermotor Federal (49 C.F.R. § 563.5). Tabrakan besar didefinisikan sebagai peristiwa yang memicu pengembangan kantung udara.

Konteks dan Signifikansi:

Rilis data ini merupakan respons langsung terhadap tekanan industri, khususnya dari Waymo, yang secara konsisten menerbitkan statistik keselamatan terperinci untuk armada robotaxi-nya. Tantangan Mawakana di Disrupt menggarisbawahi perlunya akuntabilitas yang lebih besar dalam pengembangan kendaraan otonom. Data Waymo menunjukkan bahwa kendaraan mereka lima kali lebih aman dibandingkan pengemudi manusia, dan dua belas kali lebih aman jika terjadi kecelakaan pejalan kaki.

Metodologi Tesla:

Tesla mendefinisikan tabrakan berdasarkan pengembangan kantung udara, yang merupakan ukuran standar tingkat keparahan dampak. Perusahaan memasukkan kerusakan dalam kumpulan datanya jika Full Self-Driving (FSD) aktif dalam waktu lima detik setelah kejadian, sehingga memastikan pandangan komprehensif tentang peristiwa terkait sistem.

Pembaruan Mendatang:

Tesla berkomitmen untuk memperbarui data triwulanan, yang mencerminkan agregasi mil dan tabrakan selama dua belas bulan. Perusahaan menyatakan tidak akan merilis tingkat cedera, melainkan mengandalkan metrik obyektif seperti frekuensi tabrakan dan tingkat penyebaran kantung udara.

Implikasi Industri:

Laporan ini menandai pergeseran menuju transparansi yang lebih besar di sektor kendaraan otonom. Meskipun Tesla secara historis dikritik karena pelaporan keselamatannya yang tidak memadai, langkah ini menunjukkan kesediaan untuk mengatasi kekhawatiran industri. Perdebatan yang sedang berlangsung mengenai keterbukaan data menyoroti pentingnya akuntabilitas seiring dengan semakin maraknya penggunaan kendaraan otonom.

Kesimpulan:

Peluncuran data keselamatan terperinci oleh Tesla merupakan langkah signifikan menuju transparansi yang lebih besar dalam industri kendaraan otonom. Dengan menanggapi tekanan industri dan menyediakan metrik yang konkrit, perusahaan bertujuan untuk menunjukkan manfaat keselamatan dari perangkat lunak Full Self-Driving (Supervised). Langkah ini menggarisbawahi meningkatnya tuntutan akan akuntabilitas seiring dengan semakin terintegrasinya kendaraan otonom ke jalan umum